BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK

Bimbingan karir merupakan salah satu bidang layanan bimbingan yang setara dengan tiga layanan bimbingan lainnya yaitu bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan pribadi.

 Konsep bimbingan karir lahir bersamaan dengan bimbingan jabatan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), di antaranya :

(1) keadaan ekonomi;

(2) keadaan sosial, seperti urbanisasi;

(3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan  seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan

(4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya. Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Bahrul Falah, 1987).

Dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karir sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karir cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling. Dalam Kurikulum 1994, bimbingan karir ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan konseling.

 

1.   Bimbingan Karier di sekolah Santo Yoseph,  selain tertuang dalam program kerja Bimbingan Konseling juga terealisasi melalui kegiatan sekolah yang diselenggarakan setiap tahunnya, diantaranya melalui kegiatan Career Day maupun Career day Virtual dalam masa pandemi ini,  yang didalamnya berupa kegiatan pameran pendidikan,  campus tour,  tes minat bakat, talk show (menghadirkan alumni), serta seminar bina dewasa (baik berkaitan bedah jurusan,  lapangan pekerjaan dll), yang tentunya diharapkan dapat menjadi salah satu sarana peserta didik menggapai cita,  mendapatkan beasiswa,  memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengembangan karier.

 

2.   Selain itu kegiatan seperti LDKS (latihan dasar kepemimpinan sekolah),  dan lomba2 baik akademis maupun non akademis juga olimpiade dan beragamnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga merupakan salah satu sarana pengembangan karier siswa yang diharapakan dapat menggali dan mengembangkan minat dan bakat siswa menuju masa depannya secara pribadi.